Indonesia
adalah negara yang kaya. Kaya akan budaya dan sumber daya alamnya. Macam-macam
suku tersebar di seluruh kepulauan Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Tentunya
masing-masing suku juga mempunyai keyakinan yang berbeda. Salah satunya agama.
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha serta Konghucu merupakan beberapa agama
yang dianut masyarakat. Namun, mengapa banyak orang yang berkonflik mengenai
perbedaan agama tersebut ?
Beberapa
konflik di Indonesia terjadi dan mengatasnamakan kepentingan agama. Salah satu
konflik yang terkenal hingga saat ini adalah konflik Poso. Sekitar 1990-an, di
Poso ada dua agama mayoritas yang diyakini masyarakat setempat. Agama tersebut
adalah Islam dan Kristen. Dua agama ini tersebar di seluruh daerah di Poso.
Awalnya Islam merupakan agama dominan di Poso, namun setelah pemekaran wilayah menjadi
Morowali dan Tojo, Kristen akhirnya yang mendominasi. Selain itu, ada beberapa
masyarakat yang menganut agama lain yang berbasis kesukuan.
Awal
mula konflik Poso ini terjadi setelah adanya pemilihan bupati pada Desember
1998. Saat itu ada sentimen keagamaan yang menjadi latar belakang. Kemenangan
pasangan Piet I dan Mutholib Rimi dalam pemilihan tersebut tidak lepas dari
identitas agama dan suku. Sehingga, hal ini yang seterusnya dijadikan tameng di setiap konflik yang terjadi di
Poso. Bahkan, perkelahian kecil yang melibatkan pemuda berbeda agama terkadang
menjadi kerusuhan kelompok.
Dari
tahun 1998 hingga 2000-an, kerusuhan terus terjadi sehingga Poso menjadi salah
satu daerah yang terkenal sering menuai konflik. Bahkan, hingga saat ini
konflik tersebut belum terpecahkan. Konflik
Poso yang terjadi selama beberapa tahun, telah memakan banyak korban serta
meninggalkan trauma psikologis yang mendalam. Konflik itu pun terbilang
mengarah kepada upaya menghilangkan eksistensi lawan, dilakukan dengan cara
kekerasan bahkan pembunuhan.
Konflik yang Sama
Tahun
2010, konflik berlatar belakang agama juga menimpa salah satu daerah penyangga
Kota Jakarta, yaitu Bekasi. Konflik antara agama Islam dan Kristen ini berujung
pada aksi bentrokan. Dalam berita yang muncul disebutkan masalahnya hanya
mengenai pendirian tempat ibadah. Terjadi penyegelan rumah milik jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) di
Ciketing yang disalahgunakan menjadi gereja HKBP Pondok Timur Indah. Jemaat
HKBP ini tidak terima dengan hasil keputusan pemerintah dan melakukan aksi
demonstrasi. Akhirnya, terjadilah bentrokan antara jemaat tersebut dengan warga muslim Bekasi.
Konflik
tersebut memanas dengan adanya oknum
yang membesar-besarkan kasus ini hingga terdengar di dunia internasional
dan memberikan image yang negatif
terhadap negara Indonesia. Citra tersebut dibuat seakan-akan negara yang
mempunyai umat Muslim terbanyak di seluruh dunia ini, merupakan negara yang
tidak beradab dan tidak menghargai kebebasan beragama.
Peredaman Konflik Agama
Stereotip
masyarakat mengenai masing-masing agama membuat bertambahnya jarak antarumat.
Mereka menilai bahwa agama yang dianutnya merupakan agama yang paling benar dan
membanding-bandingkan dengan agama lain. Selain itu, masalah mayoritas dan
minoritas agama di suatu daerah terkadang menjadi kesempatan bagi beberapa
oknum untuk merusak ketentraman para umat.
Inilah
yang seharusnya kita sadari. Bagaimana cara untuk bertoleransi dan menjaga kesejahteraan
antarumat beragama? Ingat ! Tidak ada agama yang mengajarkan perkelahian dan
kekerasan terhadap umat lain. Semua agama pasti mengajarkan yang baik dan
mengajak para umatnya pada kebaikan. Realitas saat ini, tidak semua yang
diangggap baik mampu untuk saling bertemu dan berjalan beriringan. Dalam Islam,
Nabi Muhammad pun selalu mengajarkan kepada umatnya untuk tidak dendam terhadap
orang yang telah menzalimi kita.
Mulai
saat ini,hendaknya seluruh masyarakat dapat mengubah stereotip yang terbentuk
dengan menganggap semua agama itu baik. Selain itu, perbedaan yang ada jangan
dijadikan jurang kesenjangan antarumat. Jadikanlah
semua itu sebagai kelebihan yang dimiliki warga negara Indonesia. Semua
perbedaan yang ada termasuk agama, adalah bukti bahwa Indonesia negara yang
kaya. Masyarakat harus tolong menolong dan bersatu membangun negara ini menjadi
negara yang besar. Jika semua umat
bersatu dan menjunjung tinggi toleransi maka tidak akan ada konflik yang
terjadi. Di balik semua konflik agama yang pernah terjadi, sadari bahwa ada
campur tangan oknum yang berusaha menghancurkan negara ini.
Komentar
Posting Komentar