CONCERN

By: Eva Erviana

Setiap orang pasti punya suatu masalah, tidak terkecuali saya. Ingin saya ungkapkan kepada seseorang yang berhubungan dengan masalah ini, namun saya hanya bisa bercerita dan mengeluarkan keluh kesah dengan sahabat terdekat. Salah satu faktor yang mendorong saya untuk bercerita karena terinspirasi dari program salah satu acara Korea, Hello Counselor. Program acara ini sangat bagus untuk ditonton karena mendidik juga bisa mengeluarkan pikiran-pikiran yang terganggu karena suatu masalah. Solusi bahkan nasehat diberikan oleh program ini agar masalah yang ada bisa teratasi dan diminimalisir.
Saya ingin sekali menjadi salah satu peserta yang ikut bercerita di program itu, namun karena mungkin jarak yang terlalu jauh untuk sampai di Korea, saya hanya bisa bercerita kepada sahabat saya. Permasalahan saya ini sebenarnya cukup kecil namun dampaknya yang mungkin besar. Saya selalu berbohong apabila lagi jalan bersama sahabat baru saya yang berbeda jurusan. Walaupun mereka berumur lebih tua daripada saya dan sudah lulus, namun saya senang apabila bergabung dengan mereka. Saya bisa tertawa lepas bila mereka sudah mulai berbicara sesuatu yang lucu, walaupun terkadang saya dibully
Awal mula saya berteman dengan mereka karena dikenalkan oleh sahabat terdekat bernama Eka. Eka ini orangnya supel dan easy going. Gak heran kalau dia mempunyai banyak teman perempuan bahkan lelaki. Banyak juga yang menyukai Eka , terutama laki-laki yang memintanya menjadi pacar. Kembali lagi, sahabat saya dan Eka ini memang kebanyakan lelaki, yang perempuan mungkin bisa dihitung, yang saya kenal hanya Mpok Lilis dan Mpok Ratna/Nana. Setiap kali jalan dengan mereka kami selalu ditraktir makan ataupun minum. Mereka baik dan sering juga menasehati kami soal kuliah. Mereka menganggap kami seperti adik sendiri.
Namun, suatu ketika saya pulang malam karena selesai karaokean dengan mereka dan juga Eka. Waktu itu saya ditugaskan juga untuk menjemput kakak kandung saya dan saya bercerita kalau saya habis karaokean dengan mereka dan perempuan yang ada di sana hanya saya dan Eka. Langsung sampai rumah kakak kandung saya bercerita kepada ibu saya. Ibu saya mulai berpikiran hal negatif apalagi saya sering pulang malam walaupun belum pernah sampai jam 10. Orang tua saya takut kalau saya dibawa ke jalan yang buruk seperti mencoba obat-obatan terlarang.  Saya sudah berumur 20 tahun dan tau mana yang baik dan mana yang buruk. Namun, sampai sekarang orangtua tidak percaya dengan saya padahal dulu saya selalu dikekang oleh mereka dan terus diawasi sampai SMK. Dan kakak saya juga rasanya tidak pernah merasakan sedikit kebebasan, bahkan jalan pikirannya itu sempit.

Teman hanya sedikit dan bahkan sahabat atau temannya sejak zaman SD hingga SMA tidak ada lagi yang masih berhubungan dekat dengan dia. Berbeda dengan saya, yang mempunyai pergaulan cukup luas dan terus dijaga. Bisa dibilang kakak saya terlalu cupu, teman yang ada hanya teman kuliah, itu juga sedikit. Padahal nanti saat kerja kita membutuhkan banyak link untuk bisa masuk ke perusahaan. Kalau pergaulan luas kita bisa mudah mendapatkan kerja, dan sebaliknya. Oleh karena itu saya ingin mempunyai banyak teman saat kuliah ini karena teman sewaktu SD sampai SMK terbatas. Permasalahan itulah yang masih pendam dalam hati dan tidak berani saya ungkapkan ke orang tua.

Karena takut dengan hal yang tersebut maka saya selalu berbohong apabila saya sedang berkumpul bersama dengan  sahabat baru saya. Saya selalu menggunakan alasan sedang rapatlah ataupun sedang ada acara dan kumpul bersama teman saya yang satu jurusan. Sampai kapan saya harus berbohong kepada orang tua saya ? Sebenarnya saya sudah bosan terus-terusan membohongi orang tua saya, namun bagaimana lagi mereka selalu negatif thinking dan apalagi sudah hadir salah satu kompor yang siap memanasi agar saya tidak dipercaya oleh orangtua. Iri atau memang ada salah satu faktor lain yang menyebabkan kakak saya melakukan hal seperti itu. Yang jelas saya sudah tidak tahan dengan situsi seperti ini. 

Komentar